GridStar.ID - Baru-baru ini beredar kabar bahwa fasilitas publik akan kembali dibuka pada Juni mendatang.
Sejumlah fasilitas publik tersebut termasuk pasar, sekolah, hingga mall.
Menjawab simpang siurnya kabar tersebut, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Donny Gahral mengungkapkan kebenaran informasi yang beredar.
Melansir dari Kompas.com, ia menegaskan, hal tersebut merupakan rencana yang baru direalisasikan jika ada kemajuan signifikan dalam penanganan pandemi virus corona (Covid-19).
"Salah satu syaratnya adalah penurunan pasien positif selama 14 hari berturut turut sampai kemudian tak ada penambahan pasien positif lagi," kata Donny kepada Kompas.com, Sabtu (09/05).
Oleh karena itu, Donny menyebutkan, saat ini pemerintah berupaya keras agar penerapan status pembatasan sosial berskala besar (PSBB) bisa berjalan efektif.
Mulai dari bagaimana protokol kesehatan dijalankan, penegakan hukum dilakukan terukur, serta dipatuhinya larangan mudik.
"Apakah Juni sudah bisa dilonggarkan atau tidak, kita tidak tahu. Kita tak mau terjadi second wave (gelombang kedua)," kata Donny.
Melansir dari TribunBisnis, menurut epala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, sentimen positif kelihatannya masih akan membayangi pergerakan aset berisiko hari ini.
Sebab, pasar menyambut positif pembukaan kembali aktivitas perekonomian di beberapa negara pandemi seiring dengan melandainya kasus positif covid-19.
"Dengan aktifnya kembali perekonomian diharapkan kondisi ekonomi bisa segera membaik," ujarnya di Jakarta, Senin (11/5/2020).
Namun, ia menjelaskan, pasar masih mewaspadai perkembangan pandemi dan dampak buruknya terhadap kondisi ekonomi yang bisa kembali menekan harga aset berisiko.
Kendati demikian, lanjut Ariston, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan menguat hari ini.
"Rupiah berpotensi menguat hari ini dengan sentimen positif pembukaan ekonomi tersebut dengan potensi kisaran Rp 14.800 hingga Rp 15.150," pungkasnya. (*)